amanah188 # Guru Tari Tradisional Kampung

amanah188 Di balik tumpukan sampah kota, terdapat kisah seorang pejuang rupiah bernama Pak Rusdi. Setiap pagi, saat kebanyakan orang masih terlelap, ia telah mendorong gerobaknya menyusuri gang-gang sempit di Jakarta. Bagi sebagian orang, sampah adalah limbah. Namun bagi Pak Rusdi, itulah sumber penghidupan yang ia andalkan demi keluarga. “Kadang bau, kadang capek, tapi saya pikir ini rezeki,” tuturnya sambil tersenyum lelah. Pak Rusdi tak hanya mengais rezeki, tapi juga menyumbang pada lingkungan dengan mendaur ulang barang-barang yang masih bisa digunakan. Setiap hari ia bisa mengumpulkan sekitar 20 kg sampah plastik dan logam, yang kemudian ia jual ke pengepul. Penghasilannya memang tak menentu, berkisar antara Rp30.000 hingga Rp100.000 per hari. Namun dari situlah ia membiayai sekolah anak-anaknya, dan perlahan membangun rumah kecil di kampungnya. Kisah Pak Rusdi menjadi pengingat, bahwa di tengah hiruk-pikuk pembangunan, masih banyak pahlawan-pahlawan tak terlihat yang bekerja dalam diam demi menghidupi keluarga. Mereka adalah pemulung, tukang, pedagang keliling—pejuang rupiah sejati yang layak mendapat apresiasi dan perhatian.